Pendahuluan: Api Padam Bukan Berarti Aman pada EV Fire
Pada kebakaran kendaraan konvensional, strategi pemadaman berfokus pada mematikan api permukaan. Setelah api padam, risiko umumnya menurun signifikan.
Namun pada kendaraan listrik (EV), karakteristik kebakarannya berbeda total.
Baterai lithium-ion dapat tetap mengalami reaksi kimia internal meskipun api luar sudah padam. Akibatnya, EV fire dapat:
- menyala kembali setelah 10–30 menit,
- merambat setelah 1–3 jam, atau
- re-ignite bahkan lebih dari 24 jam.
Hal ini membuat strategi pemadaman modern bergeser dari konsep “Extinguish First” menjadi “Cool First, Extinguish Second”. Cooling bukan lagi pelengkap—melainkan elemen utama keselamatan EV fire.
1. Sumber Utama Kebakaran EV Berada di Dalam Baterai, Bukan di Permukaan Kendaraan
Pada mobil listrik, penyebab primer kebakaran adalah thermal runaway di dalam modul baterai. Thermal runaway menghasilkan panas ekstrem (800–1.200°C) dan tekanan internal yang mendorong kerusakan berantai pada sel-sel sekitar.
Artinya:
- memadamkan api luar tidak menghentikan reaksi internal,
- panas di dalam pack tetap meningkat,
- sel lain bisa ikut gagal,
- kebakaran dapat muncul kembali tiba-tiba.
Exhaust flame yang terlihat hanyalah gejala. Masalah sebenarnya berada jauh di dalam struktur baterai yang tertutup rapat oleh casing alumunium dan pelindung bawah kendaraan.
Pemadaman permukaan tidak pernah menyentuh akar permasalahan EV fire.
2. Api EV Padam Lebih Cepat daripada Suhu Baterai Turun
Banyak petugas pemadam melaporkan fenomena yang menipu:
- Api cepat padam,
- tetapi baterai tetap berada pada temperatur tinggi untuk waktu lama.
Tanpa cooling intensif, suhu baterai sulit turun, bahkan bisa stabil pada temperatur berbahaya. Itulah sebabnya EV bisa menyala kembali setelah:
- 20–30 menit,
- 1–3 jam,
- atau berulang hingga belasan jam.
Laporan internasional menunjukkan beberapa insiden memerlukan:
- cooling berkelanjutan,
- monitoring temperatur,
- dan water supply besar hingga puluhan ribu liter.
Cooling adalah satu-satunya cara untuk menurunkan energi termal baterai secara nyata.
3. Air Adalah Media Utama untuk Cooling — Bukan APAR
Banyak operator masih mencoba menggunakan media APAR seperti:
- dry chemical,
- foam,
- CO₂,
- clean agent, atau
- wet chemical.
Hasilnya selalu sama: memadamkan api luar tetapi tidak menurunkan suhu baterai.
APAR tidak mampu:
- menembus casing baterai,
- menyerap panas internal yang sangat besar,
- menghentikan reaksi thermal runaway,
- mencegah re-ignite.
Standar global (NFPA, IFAB, UK Fire Service) menyatakan bahwa media paling efektif untuk cooling EV adalah air, karena:
- kapasitas penyerapan panas tinggi,
- mampu meresap dalam bentuk spray/aerosol,
- dapat memberikan cooling kontinu dalam jangka panjang.
Cooling volume besar + durasi panjang = protokol operasi modern.
4. Cooling EV Harus Dilakukan dari Jarak Aman
EV fire memiliki risiko tambahan:
- heat radiation tinggi,
- gas beracun dari venting,
- popping sel baterai,
- potensi ledakan kecil modul.
Karena itu cooling tidak boleh dilakukan terlalu dekat.
Fire departments dunia kini menggunakan alat khusus seperti:
1) EV-Fire Nozzle dengan Water Shield (misal: Nozzpro NEV-7081)
- Menghasilkan water shield untuk melindungi operator.
- Dapat mengarahkan stream tepat ke area baterai.
- Operasional aman di ruang terbatas seperti basement.
2) Rotary Watershield Nozzle (misal: NZ-3750)
- Memproduksi cooling 360°.
- Dapat diletakkan di samping atau bawah kendaraan.
- Bekerja mandiri tanpa operator berdiri dekat sumber panas.
3) EV Fire Blanket
- Membatasi radiasi panas.
- Mengisolasi area sekitar.
- Memungkinkan cooling lebih terfokus.
Teknik cooling modern adalah kombinasi taktik + peralatan khusus EV.
5. Mengapa Cooling Menjadi Prioritas Utama pada EV Fire?
5.1. Cooling menghentikan reaksi kimia internal
Pemadaman hanya menghilangkan api luar.
Cooling menurunkan energi internal baterai hingga reaksi berhenti total.
5.2. Cooling mencegah re-ignite berulang
Kebakaran ulang adalah ancaman terbesar bagi petugas dan gedung.
Cooling stabil menurunkan risiko ini hingga mendekati nol.
5.3. Cooling melindungi struktur gedung, terutama basement
EV fire menghasilkan panas radiasi sangat tinggi.
Cooling mempercepat stabilisasi temperatur ruangan.
5.4. Cooling memungkinkan overhaul dan pemindahan kendaraan dengan aman
Setelah suhu stabil:
- overhaul dapat dilakukan,
- kendaraan bisa dipindahkan,
- assessment dapat dilakukan tanpa risiko runaway baru.
Tanpa cooling, EV tetap menjadi “heat source” yang berpotensi menyala kapan saja.
6. Durasi Cooling Ideal pada EV Fire
Tidak ada angka absolut karena desain pack berbeda, namun standar global menyarankan:
Cooling intensif minimal 30–60 menit
Dilanjutkan hingga:
- temperatur stabil,
- tidak ada kenaikan suhu kembali,
- tidak ada asap, venting, atau popping.
Beberapa insiden memerlukan:
- 4 jam,
- 8 jam,
- hingga >24 jam monitoring.
Intinya: durasi cooling harus mengikuti kondisi baterai, bukan hanya kondisi visual api.
7. Peran Peralatan Cooling Khusus dalam Operasi EV
Beberapa alat yang direkomendasikan dalam SOP modern:
EV-Fire Nozzle NEV-7081
- Panjang 2 meter,
- Water shield fog pattern,
- Upright shower,
- Dirancang untuk directional cooling di area sempit.
Rotary Watershield NZ-3750
- Jet berputar 360°,
- Pola semburan lebar ±10 m,
- Ideal untuk underbody cooling.
EV Fire Blanket
- Mengisolasi panas,
- Mengurangi radiasi lingkungan,
- Membantu cooling lebih terkontrol.
Alat-alat ini meningkatkan efisiensi cooling sekaligus menjaga keselamatan petugas.
Kesimpulan: Pemadaman Tanpa Cooling = Risiko Re-Ignite Tinggi
Pemadaman cepat memang penting, tetapi pada EV fire:
Cooling adalah inti operasi keselamatan.
Tanpa cooling yang stabil, panjang, dan menyeluruh:
- re-ignite dapat terjadi,
- struktur gedung dapat terpapar panas berlebih,
- petugas berada dalam risiko tinggi,
- baterai tetap mengalami reaksi internal.
Pendinginan intensif menggunakan air dan peralatan khusus EV memastikan:
- pengendalian thermal runaway,
- pencegahan kebakaran ulang,
- stabilisasi elektromekanis baterai,
- keselamatan petugas dan lingkungan.
Cooling bukan sekadar langkah tambahan—ia adalah strategi utama dalam pemadaman kebakaran EV modern.
FAQ | EV Firefighting, Cooling EV Fire, Safety Procedure)
1. Mengapa cooling lebih penting daripada pemadaman pada kebakaran mobil listrik?
Karena sumber kebakaran EV berada di dalam baterai lithium-ion. Memadamkan api luar tidak menghentikan panas internal dan tidak menghentikan thermal runaway. Cooling menurunkan suhu baterai hingga reaksi berhenti total.
2. Mengapa EV bisa menyala kembali setelah api padam?
EV bisa re-ignite karena reaksi kimia dalam sel baterai masih berlangsung meskipun api luar sudah padam. Sel yang memanas kembali dapat memicu runaway baru dan menghasilkan api secara tiba-tiba.
3. Media apa yang paling efektif untuk cooling EV fire?
Air dalam jumlah besar dan durasi panjang adalah media paling efektif. Foam, dry chemical, CO₂, atau clean agent tidak mampu menurunkan suhu internal baterai.
4. Berapa lama cooling harus dilakukan pada EV fire?
Standar global menyarankan cooling intensif 30–60 menit, dilanjutkan sampai suhu stabil dan tidak ada peningkatan temperatur. Beberapa insiden memerlukan monitoring hingga 4–24 jam.
5. Berapa banyak air yang dibutuhkan untuk cooling EV fire?
Tergantung kondisi, tetapi umumnya 10.000–30.000 liter untuk EV fully-involved. Baterai besar atau kasus runaway berat bisa memerlukan volume lebih tinggi.
6. Apakah APAR efektif untuk memadamkan kebakaran EV?
APAR hanya efektif menghilangkan api permukaan. Namun APAR tidak dapat menembus modul baterai, tidak menghentikan runaway, dan tidak mencegah kebakaran ulang.
7. Alat apa saja yang direkomendasikan untuk cooling EV fire?
EV-Fire Nozzle seperti NEV-7081 untuk directional cooling, Rotary Watershield NZ-3750 untuk 360° cooling, serta EV Fire Blanket untuk isolasi panas dan proteksi area.
8. Mengapa cooling harus dilakukan dari jarak aman?
EV fire menghasilkan radiasi panas tinggi, gas beracun, dan potensi popping pada sel baterai. Alat khusus memungkinkan cooling tanpa menempatkan petugas dalam risiko langsung.
9. Apakah prosedur cooling berbeda antara outdoor dan basement?
Ya. Basement memiliki ventilasi terbatas dan potensi heat buildup lebih tinggi, sehingga penggunaan water shield, rotary nozzle, dan EV Fire Blanket sangat direkomendasikan.
10. Apa tujuan utama cooling pada kebakaran EV?
Untuk menurunkan suhu internal baterai hingga reaksi runtuh total, mencegah re-ignite, dan memastikan lingkungan aman untuk overhaul serta pemindahan kendaraan.