Pendahuluan
Seiring meningkatnya popularitas mobil hybrid, banyak yang bertanya:
“Kalau mobil listrik bisa terbakar karena thermal runaway, apakah mobil hybrid juga punya risiko yang sama?”
Jawabannya singkat:
YA, mobil hybrid juga bisa mengalami thermal runaway — tetapi risikonya berbeda dengan EV full-battery.
Di artikel ini, kita bahas secara teknis namun tetap mudah dipahami, biar pembaca dapat insight yang jelas tentang keamanan mobil hybrid.
1. Apa Itu Mobil Hybrid?
Mobil hybrid menggunakan dua sumber tenaga:
- Mesin bensin
- Motor listrik + baterai (biasanya jenis lithium-ion atau NiMH)
Volume dan kapasitas baterainya lebih kecil dibanding mobil listrik murni (EV), namun tetap bekerja dengan prinsip kimia yang serupa.
Dan ketika ada kerusakan atau overheating pada sel baterainya…
thermal runaway tetap bisa terjadi.
2. Apa Itu Thermal Runaway di Mobil Hybrid?
Sama seperti EV, thermal runaway adalah kondisi:
- suhu baterai meningkat di luar kendali
- terjadi reaksi berantai yang menghasilkan panas ekstrem
- elektrolit menguap menjadi gas mudah terbakar
- sel melepaskan tekanan (venting)
- api menyembur keluar dari modul baterai
Meskipun modul hybrid lebih kecil, mekanisme runaway tetap sama.
3. Apakah Risiko Thermal Runaway pada Mobil Hybrid Sama Tingginya Dengan EV?
Tidak sama.
Ada beberapa perbedaan besar:
1. Ukuran Baterai Lebih Kecil
→ Energi reaksi runaway lebih rendah.
→ Api tidak sebesar EV full battery.
2. Tegangan dan Kapasitas Lebih Rendah
→ Suhu runaway tidak se-agresif EV.
3. Lokasi Baterai Lebih Dilindungi
Banyak mobil hybrid meletakkan baterai:
- di bawah kursi belakang
- di bagasi tertutup
- di dalam modul yang diperkuat
Lebih aman, tapi kalau terbakar di ruang tertutup… polanya tetap berbahaya.
4. Sistem Pendinginan Tidak Seintensif EV
EV punya liquid cooling canggih.
Hybrid sering hanya pakai sistem pendingin sederhana.
Jadi meski risikonya lebih kecil, bukan berarti tidak ada.
4. Penyebab Thermal Runaway pada Mobil Hybrid
Mirip dengan EV:
1. Kerusakan Fisik / Benturan
- kecelakaan
- baterai tertekan
- sensor rusak
- modul retak
2. Overheating
- suhu lingkungan ekstrem
- ventilasi baterai tersumbat
- pendingin baterai rusak
3. Overcharging
Biasanya sistem hybrid cukup aman, tapi komponen rusak tetap bisa memicu masalah.
4. Manufacturing Defect
Kasus langka, tapi pernah terjadi pada beberapa brand besar.
5. Gejala Kebakaran Baterai Hybrid
Pemilik kendaraan, pengelola parkir, dan petugas keamanan harus waspada:
- bau kimia manis seperti pelarut
- asap tipis keluar dari jok belakang atau bagasi
- suara mendesis
- panas berlebih pada lantai/kabin
- indikator baterai hybrid menyala
- performa mobil melemah tiba-tiba
Jika muncul gejala ini, mobil harus diisolasi.
6. Bagaimana Hybrid Battery Fire Menyebar?
Pada mobil hybrid:
- runaway biasanya dimulai dari modul kecil
- risiko semburan api lebih terarah (venting port)
- radiasi panas lebih rendah daripada EV
- tapi tetap dapat memicu kebakaran mobil lain
Masalah terbesar:
mobil hybrid sering terbakar dari dalam kabin.
Artinya:
Ruangan tertutup → gas beracun terperangkap → risiko bagi penghuni lebih tinggi.
7. Apakah APAR Bisa Memadamkan Kebakaran Mobil Hybrid?
Jawabannya:
Tidak untuk inti runaway.
Kenapa?
- reaksi tetap terjadi di dalam sel baterai
- APAR hanya memadamkan api permukaan
- thermal runaway akan tetap berlangsung di dalam modul
- mobil bisa menyala lagi (re-ignition)
APAR tetap berguna untuk memadamkan api di jok, kabin, atau area luar, tapi tidak menyelesaikan inti runaway.
8. Fire Blanket | Alat Isolasi Paling Efektif untuk Hybrid dan EV
Di parkiran basement, mall, gedung perkantoran, dan charging area:
Hybrid tetap memiliki potensi runaway.
Makanya EV Fire Blanket tetap dibutuhkan untuk:
- menahan radiasi panas
- mencegah api merambat ke mobil lain
- menahan asap beracun
- mengisolasi mobil saat petugas damkar belum datang
- mengamankan area dari lonjakan api mendadak
Hybrid battery fire memang lebih kecil, tetapi lebih unpredictable karena posisinya di dalam kabin.
9. Kesimpulan
YA, mobil hybrid bisa mengalami thermal runaway.
Meski risikonya lebih rendah daripada EV, mekanismenya tetap sama:
- panas berlebih
- gas mudah terbakar
- reaksi berantai internal
- potensi semburan api
- risiko re-ignition
Pemilik gedung, mall, perkantoran, dan area parkir perlu memahami bahwa:
👉 Hybrid juga termasuk objek risiko kebakaran baterai.
👉 Protokol isolasi tetap wajib.
👉 EV Fire Blanket tetap relevan untuk hybrid.