Standar Kebutuhan Genset untuk Posko BNPB & BPBD Berdasarkan Skala Bencana

Pendahuluan

Dalam setiap operasi penanggulangan bencana, ketersediaan listrik merupakan faktor krusial. Posko BNPB dan BPBD membutuhkan suplai daya yang stabil untuk mendukung komunikasi, komando lapangan, layanan medis, hingga distribusi logistik.

Genset silent di dekat tenda posko BNPB sebagai sumber listrik darurat sesuai standar kebutuhan posko bencana.

Oleh karena itu, pemilihan kapasitas dan tipe genset tidak bisa dilakukan secara sembarangan, melainkan harus disesuaikan dengan skala bencana dan kebutuhan operasional di lapangan.

Artikel ini disusun sebagai panduan teknis dan operasional bagi instansi kebencanaan dalam menentukan kebutuhan genset yang tepat, aman, dan efisien berdasarkan skala bencana.


Peran Genset dalam Operasi Kebencanaan

Genset berfungsi sebagai sumber listrik utama maupun cadangan pada kondisi:

  • Jaringan PLN padam atau tidak tersedia
  • Operasi dilakukan di lokasi terpencil
  • Dibutuhkan listrik nonstop 24 jam

Kebutuhan listrik umumnya meliputi:

  • Pusat komando dan sistem komunikasi
  • Penerangan area posko dan pengungsian
  • Peralatan medis dan cold chain
  • Dapur umum dan logistik

Klasifikasi Skala Bencana

Untuk memudahkan perencanaan, kebutuhan genset dapat dibagi berdasarkan skala bencana berikut.

1. Bencana Skala Kecil

Contoh: banjir lokal, longsor terbatas, kebakaran wilayah kecil.

Kebutuhan operasional:

  • Penerangan posko
  • Radio komunikasi
  • Laptop dan perangkat IT

Rekomendasi kapasitas genset:

  • 20–30 kVA (silent type)

Catatan teknis:

  • Prioritaskan genset dengan noise rendah
  • Cukup 1 unit utama + bahan bakar cadangan

2. Bencana Skala Menengah

Contoh: banjir lintas kecamatan, gempa ringan–menengah, erupsi lokal.

Kebutuhan operasional:

  • Posko komando
  • Dapur umum
  • Sistem komunikasi intensif
  • Penerangan area luas

Rekomendasi kapasitas genset:

  • 40–60 kVA (silent type)

Catatan teknis:

  • Disarankan lebih dari 1 unit untuk redundancy
  • Sistem AMF memudahkan operasional tanpa operator

3. Bencana Skala Besar

Contoh: gempa besar, tsunami, banjir nasional, bencana multi-wilayah.

Kebutuhan operasional:

  • Command center utama
  • Rumah sakit lapangan
  • Cold storage obat dan vaksin
  • Sistem IT dan data terpusat

Rekomendasi kapasitas genset:

  • 80–150 kVA atau lebih (sesuai desain sistem)

Catatan teknis:

  • Wajib genset heavy duty continuous duty
  • Disarankan sistem multi-unit (paralel)

Spesifikasi Teknis yang Direkomendasikan

Agar genset optimal di kondisi darurat, perhatikan spesifikasi berikut:

  • Mesin diesel global standard (mudah spare part)
  • Alternator stabil untuk peralatan sensitif
  • Silent canopy untuk area pengungsian
  • Panel AMF otomatis
  • Sistem pendingin water-cooled
  • Rangka heavy-duty & anti-getaran

Pertimbangan Mobilitas dan Distribusi

Dalam operasi BNPB & BPBD, genset idealnya:

  • Mudah dipindahkan (opsi trailer atau forklift pocket)
  • Tahan cuaca dan lingkungan ekstrem
  • Mudah dioperasikan oleh personel lapangan

Kesalahan Umum dalam Pengadaan Genset Kebencanaan

Beberapa kesalahan yang sering terjadi:

  • Kapasitas terlalu kecil sehingga overload
  • Tidak mempertimbangkan kebisingan
  • Genset tanpa sistem proteksi memadai
  • Tidak memperhitungkan ketersediaan spare part

Kesimpulan

Pemilihan genset untuk posko BNPB dan BPBD harus disesuaikan dengan skala bencana dan kebutuhan operasional, bukan hanya berdasarkan harga atau kapasitas nominal. Dengan perencanaan yang tepat, genset dapat menjadi tulang punggung kelancaran operasi tanggap darurat.

Panduan ini diharapkan membantu instansi kebencanaan, pemerintah daerah, dan tim pengadaan dalam menentukan solusi genset yang aman, efisien, dan siap digunakan di lapangan.